Selain koin Rp 1.000 itu, yang juga diburu yakni koin pecahan Rp 500 keluaran tahun 1991.
Ada yang menawarkannya sebagai koleksi, tawaran untuk menjadikannya cincin, atau tawaran untuk bahan membuat souvenir pernikahan.
Meski telah lama tidak diproduksi, baru-baru ini pecinta benda-benda kuno menemukan fakta mencengangkan terkait koin bergambar kelapa sawit ini.
Di salah satu situs jual beli online terbesar di Indonesia, koin itu per kepingnya dijual dengan harga yang sangat fantastis!
Tidak tanggung-tanggung, koin dengan berat kurang lebih sebesar 8,61 gram dan diameter 26 mm ini dipatok dengan harga hingga Rp 7 juta-an.
Bahkan di salah satu TV mengabarkan harga jual koin ini mendadak naik menjadi 14 juta rupiah!
Apakah Anda berminat juga membeli atau menjual uang koin lama?
Uang Kertas 100
Jka Anda masih memiliki uang lembaran Rp 100 bergambar perahu layar ini bisa jadi Anda orang yang beruntung.
Pasalnya uang ini saat ini memiliki nilai jual yang lumayan.
Bagi kamu generasi 80-an pasti tak asing dengan uang kartal ini.
Uang tersebut bagian depannya memang bergambar sebuah kapal, tepatnya kapal phinisi asal Sulawesi.
Dalam bahasa Indonesia sesuai EYD, nama kapal tersebut menjadi Perahu Phinisi.
Pada uang Rp 100 tahun 1992, tertulis "PERAHU PINISI", tanpa "H".
Di bawah gambar kapal terdapat tulisan 'Perahu Pinisi'.
Uang ini mulai diedarkan sejak 28 Desember 1992.
Peredarannya berbarengan dengan Rp 500 tahun 1992 bergambar orangutan.
Uang ini beredar cukup lama, yakni sampai tahun 2000.
Karena itu, pada uang ini terdapat berbagai cetakan tahun (1992-1996, 1999, 2000) yang menandakan waktu cetak ulangnya.
Pada tanggal 29 November 2000, Rp 100 tahun 1992 ditarik dari peredaran.
Nah, setelah itu mulailah beredar berbagai macam isu seputar uang ini.
Satu isu yang paling sering ditemui adalah adanya Rp 100 tahun 1992 bertuliskan 'PERAHU LAYAR'.
Entah bagaimana asal-usulnya, uang fiktif ini kemudian jadi barang mahal.
Dengan dibumbui sebagai uang langka dan susah dicari, Rp 100 Perahu Layar dihargai gila-gilaan.
Uang semacam ini juga dijual secara online.
Uang ini mulai diedarkan sejak 28 Desember 1992.
Peredarannya berbarengan dengan Rp 500 tahun 1992 bergambar orangutan.
Uang ini beredar cukup lama, yakni sampai tahun 2000.
Karena itu, pada uang ini terdapat berbagai cetakan tahun (1992-1996, 1999, 2000) yang menandakan waktu cetak ulangnya.
Pada tanggal 29 November 2000, Rp 100 tahun 1992 ditarik dari peredaran.
Nah, setelah itu mulailah beredar berbagai macam isu seputar uang ini.
Satu isu yang paling sering ditemui adalah adanya Rp 100 tahun 1992 bertuliskan 'PERAHU LAYAR'.
Entah bagaimana asal-usulnya, uang fiktif ini kemudian jadi barang mahal.
Dengan dibumbui sebagai uang langka dan susah dicari, Rp 100 Perahu Layar dihargai gila-gilaan.
Uang semacam ini juga dijual secara online.
"Mantap lh, langsung beli mobil baru de' jak, tadi jak along diajak jalan-jalan same die," tulisnya.
Dalam balasan komentarnya, Juliadi Jer menjelaskan bahwa pria beruntung yang menemukan intan 20 karat tersebut merupakan warga Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak.
Ada pula netizen yang mengomentari, agar hasil temuan berlian dan tumpukan uang Rp 5 miliar tersebut tak diposting di Facebook, karena menurutnya justru akan mengancam keselamatan si pemilik uang.
"Harusnya jangan diposting, ini membahayakan keselamatan pemilik uang," tulis akun Muhammad Ibrahim Ahlul Bait.
Saat dikonfirmasi tribunpontianak.co.id melalui telepon, Juliadi Jer yang bernama asli Juliadi membenarkan bahwa memang warga Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak yang beruntung menemukan berlian tersebut.
"Betul, jadi yang di foto itu namanya Sri, dia ndak sendirian, jadi mereka itu ada kelompoknya, cuma yang di foto itu dia sendiri. Saya pun mendapatkan fotonya dari teman," katanya.
Juli menambahkan, berlian itu telah dijual ke Jakarta, harganya Rp 5 miliar.
"Infonya setelah dia ini, ada kelompok lain yang juga dapat berlian, kabarnya sih lebih besar dari yang ini, cuma saya ndak tahu juga berapa harga dijualnya," katanya.
Comments
Post a Comment